| Kidung Kasih | Jemaat Bible |

Thursday, May 3, 2007

Revisi Kitab Matius (2)

19:16. Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
19:17 Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah."

Terjemahan yang tepat dari teks "orisinal":

19:16 Ada seorang datang kepada Yesus dan berkata: "Guru yang baik, perbuatan apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
19:17 Jawab Yesus: "Mengapa engkau memanggil-Ku Guru yang baik? Hanya Satu yang baik, yaitu Tuhan. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah-Nya.

(Para penerjemah Alkitab Indonesia merubah frasa "Guru yang baik" menjadi "perbuatan baik" dan menghilangkan kata "Tuhan" yang merujuk kepada Allah, agar seolah-olah Yesus adalah Allah)

Perhatikan teks-teks Alkitab yang lebih tua di bawah ini:

Versi Douay-Rheims Bible 1582 M:

19:16 And behold one came and said to him: Good master, what good shall I do that I may have life everlasting?
19:17 Who said to him: Why askest thou me concerning good? One is good, God. But if thou wilt enter into life, keep the commandments.

Versi King James 1611 M:

19:16 And, behold, one came and said unto him, Good Master, what good thing shall I do, that I may have eternal life?
19:17 And he said unto him, Why callest thou me good? there is none good but one, that is, God: but if thou wilt enter into life, keep the commandments.

dikutip dari : pakdenono.com

Read More...

Revisi Kitab Matius (1)

Revisi Alkitab Indonesia di sini hanya menyangkut revisi-revisi terhadap kata atau kata-kata tertentu dari teks yang dapat dikatakan "mendekati orisinal" tanpa konfirmasi terlebih dahulu dengan para pengarang Alkitab yang sesungguhnya sehingga mengurangi nilai kesejarahan ayat-ayat tersebut, antara lain:

2:23 Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret.

Terjemahan yang tepat dari teks "orisinal":

2:23 Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazorea.

(Para penerjemah Alkitab Indonesia merubah frasa "Orang Nazorea" menjadi "Orang Nazaret" tanpa dasar yang jelas)

Perhatikan teks-teks Alkitab yang lebih tua di bawah ini:

Versi The Latin Vulgate (sebelum abad ke-15 M):

2:23 et veniens habitavit in civitate quae vocatur Nazareth ut adimpleretur quod dictum est per prophetas quoniam Nazareus vocabitur

Versi Greek Stephanos 1550 M:

2:23 kai elthon katokesen eis polin legomenen s=nazareth abt=nazaret opos plerothe to rethen dia ton propheton oti nazoraios klethesetai

Versi Douay-Rheims Bible 1582 M:

2:23 And coming he dwelt in a city called Nazareth: that it might be fulfilled which was said by the prophets: That he shall be called a Nazarene.

Versi Wycliffe New Testament:

2:23 and cam, and dwelte in a citee, that ys clepid Nazareth, that is shulde be fulfillid, that was seid bi profetis, For he shal be clepid a Nazarey.

Versi New American Bible:

2:23 He went and dwelt in a town called Nazareth, so that what had been spoken through the prophets might be fulfilled, "He shall be called a Nazorean."

Versi New Revised Standard Version:

2:23 There he made his home in a town called Nazareth, so that what had been spoken through the prophets might be fulfilled, "He will be called a Nazorean."

Catatan:

Di antara dakwaan-dakwaan yang ditujukan terhadap Petrus, salah satunya menyebutkan "Yesus dari Nazaret" (Matius 26:71), dan satu lagi menyebutkan "Yesus, orang dari Nazaret" (Markus 14:67). Pernyataan pertama sebenarnya merupakan terjemahan yang salah-arah dari kata Yunani Nazorean (A. Stegemann H - 1998 B. Perjanjian Matius 2:23 C. Kee HC - 1971), sedangkan pernyataan kedua merupakan terjemahan yang salah-arah dari istilah Yunani Nazarene. Istilah Yunani Nazorean dan Nazarene merupakan transliterasi (Nazarenoi atau Nazoraios) dari kata bahasa Arama Nasren atau Nasraya, yang berarti para pemelihara. Pada gilirannya, kata bahasa Arama itu bisa ditelusuri kembali pada istilah Nazir dalam bahasa Ibrani, yang berarti suci, kudus, atau pemantang. Jika sekte-sekte dan subsekte-subsekte agama Yahudi pada abad pertama Masehi dijajarkan pada poros keagamaan, dimana kutub kiri mewakili liberalisme Yahudi, dan kutub kanan mewakili konservatisme religius, maka kaum Farisi akan berada di tengah-tengah, sedangkan kaum Essene dan Nazorea akan berada di ujung kanan.

Jadi, siapakah, dan apakah sebenarnya, orang-orang Nazorea itu? Sederhananya, mereka adalah kelompok yang sama yang dirujuk dalam perjanjian Lama sebagai orang-orang Nazarite atau Nazirite. Nazarite atau Nazorea adalah seseorang yang melaksanakan sumpah pemantangan dan kesetiaan penuh kepada Hukum Musa, dimana sumpah semacam ini bisa berlaku selama hidup atau untuk jangka waktu trertentu. Aturan-aturan khusus yang mengatur periode menjadi seorang Nazarite atau Nazorea disebutkan satu per satu dalam Kitab Bilangan 6:1-21 dalam Alkitab, tetapi tidak diulangi dalam bab ini.

Namun demikian, dijelaskan bahwa orang-orang Nazarite atau Nazorea dicirikhasi dengan penolakan mereka untuk memotong rambut, dengan pemantangan mutlak terhadap alkohol dan seluruh minuman yang berasal dari anggur, dengan penolakan mutlak untuk berada dekat jenazah, dan sebagainya. Tokoh-tokoh alkitabiah termasyur yang diidentifikasi sebagai orang-orang Nazarite atau Nazorea antara lain : Samson (Hakim-hakim 13:1-24; 16:13-17); Samuel (1 Samuel 1:1-22); mungkin Yohanes (Yahya) Sang Pembaptis, mungkin juga James, imam pertama gereja Kristen di Yerusalem (Kisah Para Rasul 21:17-26); dan untuk sementara Paulus (Kisah Para Rasul 21:17-26). Namun demikian, penggambaran alkitabiah mengenai Yesus Kristus sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan penggambaran tentang seorang Nazorea, karena seorang Nazorea tidak akan pernah menerima apapun yang berasal dari buah anggur, dan tidak bisa mendekati Lazarus yang sudah meninggal, yang oleh Yesus, melalui kekuasaan Allah, konon dibangkitkan dari kematian (Yohanes 11:38-44).

Jadi, tidak ada hubungannya antara frasa "Orang Nazorea" (atau "Orang Nazarene") dengan kota Nazaret. Sekali lagi, orang-orang Nazorea adalah orang-orang yang memiliki keyakinan tertentu terhadap Hukum Musa yang para penganutnya tidak hanya ada di kota Nazaret, tetapi tersebar di seluruh wilayah Israel.

Lebih jauh, nubuat yang "dikutip" Matius tentang "Orang Nazorea" di atas, tidak ditemukan dalam naskah Perjanjian Lama. Singkatnya, Matius memiliki nubuat menyimpang yang "dikutip" yang sama sekali tidak ada! Kesalahan-kesalahan yang bertimbunan!

sumber asli: www.geocities.com/cicak_mdn/

dikutip dari : kompilasi pakdhe nono

Read More...

Tuesday, May 1, 2007

Tentang Hukum Bunuh Diri

Ayat-ayat tentang hukum membunuh diri sendiri yang dianggap saling bertentangan adalah:


"Bunuhlah dirimu!Hal itu lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu,maka Tuhan akan menerima taubat."
(QS. 2 Al Baqarah -sapi betina- 54)

dianggap bertentangan dengan:

"…. Janganlah kamu membunuh dirimu sendiri, sesungguhnya Allah maha penyayang kepadamu." (QS 4 An Nisaa - wanita - 29)

Bagaimana sebenarnya kedudukan kedua ayat di atas? Nampaknya hal yang diduga ada pertentangan antara kedua ayat Al Quran di atas sebenarnya jika kita teliti dengan sedikit usaha saja (dan tidak perlu seorang yang ahli agama atau mujtahid) akan dengan mudah menemukan penjelasannya.

Ayat pertama lengkapnya

"Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." ( Al Baqarah : 54)

Yang perlu dipahami adalah:

  1. ayat ini menceritakan tentang peristiwa yang dialami oleh Nabi Musa AS dan hukum membunuh diri pada ayat di atas hanya berlaku untuk syariat Nabi Musa saja, bukan untuk syariat umat Islam. Jadi seharusnya orang Yahudilah yang dikenai dengan ayat ini, yaitu "bunuhlah dirimu sendiri ".
  2. Arti bunuh dirimu sendiri memang ada beberapa penafsiran:
    • orang-orang yang tidak menyembah anak lembu itu membunuh orang yang menyembahnya.
    • Adapula yang mengartikan: orang yang menyembah patung anak lembu itu saling bunuh-membunuh,
    • dan apa pula yang mengartikan: mereka disuruh membunuh diri mereka masing-masing untuk bertaubat.

Sedangkan ayat lainnya An Nisaa 29 yang lengkapnya:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. "

menekankan larangan bunuh diri bagi umat Islam. Jelas disebutkan "wa laa taqtuluu anfusakum" yang artinya dan janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri. Oleh karena itu bunuh diri dalam Islam hukumnya adalah haram alias dilarang keras.

Jadi melihat kedua ayat di atas, selesailah sudah persoalannya; bahwa yang diserukan berbeda objeknya. Ayat pertama ditujukan untuk umat nabi Musa, dan ayat ke dua ditujukan untuk umat Nabi Muhammad SAW.

Selesai sampai di sini


Read More...